49 days
(Ketika
leukimia bersamamu)
Part 12
BIARKAN AKU SELALU BERSAMAMU
Entah
apa yang sebenarnya terjadi hari ini, rasa bahagia yang penuh keceriaan
tiba-tiba harus berubah menjadi sebuah kesedihan. Masih ku bertanya kepada
diriku sendiri, apakah aku belum dewasa dalam menyikapi setiap masalah ataukah
diriku yang masih terlalu bodoh memahami keadaan yang terjadi. Tanda tanya
besar itu sampai saat ini belum ku temukan jawabannya darimu. Keputusan yang
kau ambil terlalu dini untuk sebuah hubungan yang serius, aku tak mengerti
salahku hari ini yang membuatmu memutuskan untuk sendiri sementara waktu. Namun
aku coba untuk menjadi laki-laki dewasa. Mencoba untuk menyelesaikan
permasalahan yang terjadi, disaat engkaumengatakan ingin sendiri, aku yakin
kamu sedang gunda bukan semata-mata kata hatimu, karena aku tahu cinta dan
rindu itu masih kita miliki dalam sebuah komitmen kita. Sebuah perjalanan
panjang serta pengorbanan yang tulus bukanlah hal gampang untuk dilupakan
begitu saja. Janji yang telah kita ucapkan dalam setiap do’a dan sujud kita
kepada-Nya adalah sebuah komitmen yang selalu kita pertahan selama ini. Karena
dirimu adalah bagian dari harapan dan niatku di masa depan.
Hari
ini, pertama kalinya hatiku merasa sangat sedih. Ketika kehadiranku dan
perhatianku tak lagi mampu membuat gundamu reda, membuat gelisahmu hilang dan
mampu lagi membuat tangismu menjadi sebuah senyum yang indah seperti dulu. Tapi
aku percaya dari lubuk hati yang paling dalam dirimu masih menyayangiku dan
menjadikanku tujuan dari hidupku. Aku masih ingat, bahwa dirimu bertahan hidup
untukku dan pernikahan kita. Disaat ku renungi segala hal yang telah kita
lewati, aku tak ingin semuanya berlalu begitu saja. Kesetiaan janjiku untuk
pertahankan cinta dan mimpi kita selalu ku jaga hingga nanti. Karena aku ingin
bersama gundamu, bersama sedihmu, bersama tangismu. Seandainya kamu tahu,
setiap hari ku selalu memikirkanmu, meskipun ku telah coba melelahkan diriku
dengan segala aktifitasku, namun dirimu selalu ada dipikiranku dan akan selalu
ada sampai nanti.
Sebentar
lagi aku akan ke bandung lagi menemuimu, untuk mempertanyakan lagi cintamu, bukan
untuk siapa, bukan untuk mereka tapi untukku, karena aku ingin hidup bersamamu,
bersama kekurangan dan kelebihanmu, bersama sedih dan bahagiamu, bersama sehat
dan sakitmu. Bertahanlah sebentar saja untukku, sampai waktu aku menjemputmu
dengan impian. Aku tidak meminta apa-apa darimu, tolong sisipkan ruang dihatimu
untukku, mungkin tidak banyak, seperti yang ku punya, tapi itu cukup untukku
bertedu di hatimu. Aku datang dengan sebuah harapan, mungkin kau bertanya, buat
apa aku masih mempertahankan rinduku kepadamu. Aku akan menjawabnya, karena aku
percaya bahwa dirimu adalah takdirku yang bukan hanya kebetulan, melainkan
rencana tuhan yang paling indah dalam hidupku. Mungkin kau bertanya lagi, sejak
kapan aku menulis buku ini. Sejak aku berkomitmen untuk hidup bersamamu,
meskipun leukimia itu terus menemanimu. Aku akan selalu menyayangimu sampai
tugasku di dunia ini selesai.